Simpang Lima Gumul Kediri, Monunem Sejarah Indonesia Yang Mirip Arc De Triomphe di Paris

Kediri merupakan kabupaten yang terdapat di Jawa Timur. Selain dikenal dengan sebutan kampung inggris, Kediri ini juga memiliki destinasi wisata yang tak kalah keren dan bagus dengan wilayah lainnya salah satunya Gunug Kelud wisata yang paling populer dan keren.

Selain itu, wilayah ini memiliki wisata monumen yang memiliki sejarah luar biasa seperti luar negeri yaitu Simpang Lima Gumul atau Monumen SGL.

Obyek dan Suasana Simpang Lima Gumul

Monumen Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat dengan sebutan SLG merupakan sebuah bangunan yang menjadi icon Kabupaten Kediri yang bentuknya menyerupai Arc de Triomphe yang berada di Negara Perancis tepatnya di Paris. 

SLG mempunyai karakteristik banguanan yang secara fisik monumen memiliki luas bangunan yang kurang lebih sekitar 804meter yang terdiri dari 25meter tinggi bangunan, 3 tangga setinggi 3meter dari 6 unit lantai dengan luas keseluruhan 37hektar yang mengartikan monumen tersebut Dimensi Bangunannya mencerminkan atau melambangkan angka-angkat yang tertuju pada tanggal, bulan dan tahun Hari Jadi hari jadinya Kabupaten Kediri yang berupa25 03 804 Masehi. 

Jika Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati beberapa tokoh para pejuang yang bertempur dan mati untuk membela Negaera Perancis dalam Revolusi Perancis , namun di Indonesia Monumen Simpang Lima Gumul Kediri ini dibangun dalam pedirikannya dikarenakan Relief Monumen terinspirasi dari Jongko Jojoboyo, Seoranag raja dari Kerajaan Kediri pada abad ke-12 yang tujuannya tekad sekali ingin menyatukan lima wilayah di sekitar Kabupaten Kediri.

Bangunan ini terletak di pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, Kediri. Seluruh kendaraan yang hendak menuju 5 kawasan tersebut diarahkan memutar monumen menyesuaikan tujuan tanpa perlu menggunakan traffic light. 

Simpang Lima Gumul dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008 yang membutuhakan waktu yang cukup lama untuk berdiri kokoh dan tegak monumen ini dan sempat menghabiskan biaya sekitar kurang lebi 300milyar untuk membangun monumen ini. Sehingga kawasan monumen ini tidak pernah sepi pengunjung dari pengunjung.

Apalagi pada malam hari tiba di sekitar monumen SGL terdapat beberapa penjual pedagang kaki lima yang berjejer di area Pasar Tugu dan pada hari sabtu dan minggu pagi kawasan SGL selalu ramai di kunjungi oleh pengunjung yang sedang berolaraga dan lari pagi (jogging) serta pengunjung yang rekreasi (shopping) ke pasar Sabtu-Minggu di Tugu. 

Pembangunan Monumen SLG ini memiliki peranan penting bagi transportasi dan urat nadi perekonomian masyarakat. Kawasan SLG saat ini sudah sangat terkenal, namun ternyata bangunan menyimpan informasi yang tidak banyak diketahui publik. Pemerintah Kabupaten (PemKab) telah merencanakan akan membangun sebuah hotel, mall, pertokoan, ruko sebagai pusat grosir yang menjuak beberapa produk unggulan atau cenderamata Kediri di kawasan area Monumen Simpang Lima Gumul.

Jadi, Selain sebagai icon sebuah Kota Kediri, Monumen SLG juga menjadi sentra (pusat) ekonomi dan perdagangan baru (Central Business District) yang terdapat di Kabupaten Kediri, sehingga diharapkan dapat membuat tingkat perekonomian Kediri semakin  berkembang dan bertambah maju. 

Di dalam bangunan monumen Simpang Lima Gumul terdapat beberapa ruang dan beragam sarana untuk dimanfaatkan berbagai kegiatan seperti pertemuan di gedung utama (convention hall), ruang auditorium yang beratap mirip kubah dilantai atas (dome), ruang serba guna di ruang bawah tanah multipupose (basement), pasar temporer dan minimarket yang menjual berbagai macam pernak pernik souvenir di lantai bawah,  terminal bus antar kota dan MPU (Mobil Penumpang Umum) dan Bangunan ini juga memiliki tiga akses jalan bawah tanah (terowongan) untuk menuju ke monumen SGL  yang terhubung dari arah area parkir dan untuk sampai di puncak monomunen harus naik dengan melewati lift dan tangga manual.

photo by_ (instagram @ilhamchalimi)

Awal mula SLG sebelum di bangun, dahulunya hanyalah Simpang Empat Kecil yang lokasinya hanyalah perempatan yang satu jalan setapak yang jarang dilalui pengendara, 

Di sisi monumen terpahat relief yang menggambarkan tentang sebuah sejarah Kediri mulai dari kesenian dan kebudayaan yang ada saat ini di salah satu sudut monumen di sebuah arca (patung) Ganesha, salah satu dewa yang banyak dipuja oleh umat Hindu dengan gelar sebagai Dewa Pengetahuan dan Kecerdasan, Dewa Pelindung, Dewa Penolak Bala dan Dewa Kebijaksanaan.

Bagi Pengunjung yang datang untuk menikmati Monumen Simpang Lima Gumul dilarang memarkir kendaraan pada setiap sepanjang lingkar monumen karena bisa mengganggu lalu lintas kendaraan yang sedang  melewati.

Jam Operasional Simpang Lima Gumul

  • 24 Jam Senin
  • 24 Jam Selasa
  • 24 Jam Rabu
  • 24 Jam Kamis
  • 24 Jam Jum'at
  • 24 Jam Sabtu
  • 24 Jam Minggu

Tiket Simpang Lima Gumul

Bagi kalian yang ingin menikmati monumen yang serasa seperti berada di paris cukup membayar tiket parkir saja yang sudah ada penjaganya :

  • 2.000 Motor
  • 5.000 Mobil
  • 10.000 Bus Pariwisata

Lokasi dan Rute Simpang Lima Gumul

Untuk menuju ke wisata monumen ini, dari pusat kota kediri kalian tinggal lurus menuju kampung tugurejo. Simpang Lima Gumul berlokasi di kawasan yang strategis.


di Jalan Raya Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.


Writing Illustration