Nevacloud vs AWS EC2: Apakah Cloud Lokal Bisa Jadi Alternatif Global Giant?
Kalau kalian berkecimpung di dunia IT, startup, atau bisnis digital, pasti pernah dengar nama AWS EC2 — salah satu layanan cloud paling besar di dunia.
Tapi, di sisi lain, sekarang juga mulai banyak penyedia cloud lokal yang tumbuh cepat, salah satunya Nevacloud.
Pertanyaan besarnya: bisakah cloud lokal seperti Nevacloud menyaingi raksasa global sekelas AWS?
Yuk, kita bahas dari tiga sisi penting — skalabilitas, harga, dan dukungan pelanggan — biar kalian bisa menilai sendiri mana yang lebih cocok buat kebutuhan bisnis di Indonesia.
![]() |
| Nevacloud |
Skalabilitas: Siapa yang Lebih Fleksibel?
Ngomongin soal skalabilitas, AWS EC2 memang nggak main-main. Kalian bisa membuat instance dengan spesifikasi apa pun, dari yang kecil sampai kelas enterprise.
Sistemnya juga punya fitur auto-scaling yang otomatis menyesuaikan kapasitas server sesuai beban trafik. Jadi kalau website atau aplikasi kalian tiba-tiba viral, sistem bakal menyesuaikan tanpa manual upgrade.
Tapi di sisi lain, Nevacloud juga punya keunggulan sendiri. Mereka menyediakan proses scaling yang cepat — cukup klik, upgrade, dan beres tanpa downtime.
Buat bisnis kecil dan menengah, model seperti ini jauh lebih praktis. Nggak perlu repot dengan konfigurasi rumit seperti di AWS.
Dan kalau bicara performa di wilayah Asia Tenggara, Nevacloud unggul. Server-nya ada di Jakarta, jadi latency ke pengguna Indonesia bisa di bawah 10 ms.
Sementara AWS EC2 masih mengandalkan data center di Singapura — lebih dekat dibanding Eropa, tapi tetap punya delay lebih tinggi untuk koneksi lokal.
Harga: Fleksibilitas vs Keterjangkauan
Nah, ini bagian yang sering jadi bahan pertimbangan utama. AWS EC2 pakai model pay-as-you-go, artinya kalian bayar berdasarkan waktu dan resource yang dipakai. Fleksibel, tapi perhitungannya bisa bikin pusing.
Harga dihitung dalam dolar, plus ada biaya tambahan untuk bandwidth, IP publik, bahkan penyimpanan. Jadi kalau nggak hati-hati, tagihan bisa membengkak tanpa sadar.
Berbeda dengan Nevacloud, yang menggunakan sistem harga dalam rupiah dan transparan. Nggak ada kejutan di akhir bulan. Mau upgrade, semua biaya sudah jelas di awal. Dan yang paling enak, metode pembayarannya mudah — bisa lewat transfer bank, e-wallet, atau virtual account.
Kalau kalian pengen vps murah yang performanya tetap kencang, model seperti Nevacloud ini lebih realistis buat pasar Indonesia. Selain itu, karena tidak ada biaya lintas region, pengguna lokal bisa menikmati performa tinggi tanpa biaya tambahan bandwidth internasional.
Support: Cepat, Dekat, dan Relevan
Sekarang kita bahas faktor yang sering disepelekan tapi krusial banget: dukungan pelanggan. Teman-teman pasti tahu, nggak ada sistem yang sempurna. Kadang ada error kecil, bug, atau kendala jaringan yang butuh bantuan langsung. Nah, perbedaan antara penyedia global dan lokal biasanya terasa banget di sini.
AWS EC2 punya sistem support yang sangat profesional, tapi berjenjang. Ada paket Basic, Developer, Business, sampai Enterprise — dan sebagian di antaranya berbayar.
Semua komunikasi juga dalam bahasa Inggris. Buat perusahaan besar, ini oke banget, tapi buat startup atau bisnis kecil, bisa jadi terasa kaku dan lambat.
Sementara Nevacloud menawarkan support lokal yang cepat dan mudah diakses. Tim mereka bisa dihubungi lewat chat, email, bahkan WhatsApp 24 jam penuh.
Dan yang paling penting, komunikasinya dalam bahasa Indonesia! Jadi, kalau kalian bukan tipe yang nyaman menjelaskan masalah teknis dalam bahasa Inggris, ini jelas keuntungan besar.
Dari pengalaman saya, dukungan yang cepat dan human friendly kayak gini sering kali jauh lebih berharga daripada fitur tambahan yang jarang dipakai.
Kinerja di Lapangan: Mana yang Lebih Efisien untuk Indonesia?
Kalau kita bicara secara objektif, AWS memang raksasa global dengan infrastruktur luar biasa luas. Tapi keunggulan global itu nggak selalu berarti paling efisien untuk semua negara.
Misalnya, AWS punya banyak region di seluruh dunia, tapi belum ada yang langsung di Indonesia. Artinya, akses dari pengguna lokal tetap harus melewati lintasan jaringan internasional.
Nevacloud, dengan data center di Jakarta, jelas unggul dalam konteks lokal. Kecepatannya konsisten, latency rendah, dan kestabilannya lebih baik untuk koneksi dalam negeri.
Jadi kalau target bisnis kalian mayoritas dari Indonesia, performa server lokal ini bisa bikin pengalaman pengguna jauh lebih cepat dan nyaman.
Kesimpulan: Cloud Lokal Punya Gigi!
Jadi, apakah cloud lokal seperti Nevacloud bisa jadi alternatif untuk raksasa global seperti AWS EC2? Jawabannya: bisa banget!
Untuk bisnis atau developer di Indonesia, Nevacloud menawarkan kombinasi yang ideal — performa cepat, harga transparan, dan dukungan lokal yang responsif. AWS tetap unggul untuk proyek global yang kompleks, tapi buat kebutuhan harian yang butuh efisiensi dan kecepatan lokal, Nevacloud lebih realistis dan hemat.
Kadang, yang kita butuhkan bukan layanan paling besar di dunia, tapi yang paling nyambung sama kebutuhan kita.
Dan di situ, Nevacloud benar-benar jadi bukti bahwa cloud lokal bisa bersaing dengan pemain global — tanpa bikin kantong bolong dan tanpa ribet!

Gabung dalam percakapan